Cerpen remaja

Cinta Insan Biasa
Entah berapa lama aku berada dalam kisah yang melelahkan ini.Setiap aku bangun, bantalku selalu basah karna air mata.Dan lagi-lagi mata sipitku sembab.Hampir setiap malam aku susah tidur karna teringat tentangnya.Dia,,,, Muhammad Firmansyah ,mantan pacarku. Dia adalah cinta pertamaku yang tak mungkin bisa tergantikan.
Mungkin sudah tiga tahun lalu, kisah cintaku dan Firman berakhir.Tapi selama itu pula aku tak bisa melupakannya.Firman kini telah pindah ke Padang karna alasan bisnis, dan meninggalkanku di Jogja sendirian. Dulu kufikir Firman akan selalu menjagaku layaknya orang tuaku yang kini telah bahagia disisi Rabb- ku.Tapi ternyata tidak.
Kuingat waktu itu,saat kuterima berita tentang pesawat yang membawa orang tuaku jatuh ke laut lepas.Semangat hidupku rasanya pudar.Hatiku terasa mati.Di pemakaman kakiku sangat berat untuk melangkah dan melanjutkan hidup bersama paman dan bibiku serta keponakanku yang usianya empat tahun lebih tua dariku.Hari-hari kulalui tanpa hasrat.Aku sempat frustasi dan melepas hijabku selama seminggu.Membiarkan rambutku terurai tak karuan.Kulitku juga jadi kering.Dan bobot tubuhku turun tujuh kilo.
Tapi semua itu berubah ketika Gentong (panggilanku pada Dewa ponakanku karna badannya yang big),membawa temannya yang kebetulan pandai dalam agama untuk mengunjungiku. "Perkenalkan namaku Firman",itulah sapaan yang sangat sopan yang kutrima akhir-akhir ini.Tatapannya begitu dalam padaku.Aku menyalami tangannya.Kulihat betul rasa ibanya padaku.Gentong berlalu dari kamarku dan membiarkan Firman bersamaku.Dengan langkah yang tenang Firman mendekatiku.Dia berbasa basi padaku,dan kuakui aku merasa tenang didekat Firman."Mungkin Firman adalah orang yang tepat untuk kuberbagi" kataku lirih dalam hati.Kucurahkan segala deritaku pada Firman.Panjang lebar kubercerita dengan air mata yang terus mengalir.Dan kulihat Firman menyodorkan sapu tangannya padaku.Dia memintaku untuk menghapusnya.Lega hatiku setelah itu.Firman kemudian mengitari kursi tempatku duduk.Dia mengambil jilbab berwarna abu-abu yang terjatuh di bawah kursi.Itu adalah jilbab yang tadi dibawakan oleh bibi.Bibi menyuruhku memakainya, tapi aku malah menjatuhkannya.
Firman memakaikan jilbab itu dikepalaku dengan hati-hati.Aku menerimanya."Hidupmu harus berlanjut.Kuyakin Alloh pasti telah merencanakan yang terbaik untukmu".
Sejak saat itu Firman selalu mendatangiku.Mengajari aku mengaji dan sering mengajakku keluar untuk mengikuti kajian islam.Kini aku juga sudah masuk kuliah lagi.


Firman telah datang dan merubah hidupku. Menumbuhkan benih-benih cinta dihatiku.Selang beberapa bulan, akhirnya Firman menyatakan perasaannya padaku. akupun menerimanya.Dan kami resmi pacaran.Kini hari-hariku terasa begitu indah.Tiada lagi tangis,yang ada hanyalah tawa kebahagiaan bersama Firman.
Hingga tiba saatnya perpisahan.Ini yang selama ini aku takutkan dalam percintaan.Hubungan ini harus berakhir.Firman telah dijodohkan oleh orang tuanya dengan gadis lulusan pondok ternama di Jawa Timur. Aku tak terima dengan alasan itu. Tapi Firman juga tak mungkin menolak orang tuanya. Berkali-kali Firman katakan cinta padaku. Tapi aku sudah tak percaya lagi dengan Firman dan cintanya. Aku merasa ditipu oleh Firman.



Dua bulan setelah perpisahan itu. Kudengar Firman akan menikah dengan gadis pilihan orang tuanya itu.  Sempat kumenampik kabar itu dan berharap bahwa itu tidak benar karna Firman masih mencintaiku. Sepintas aku berhayal bahwa Firman akan kembali lagi padaku.
Hari ini aku pulang kuliah lebih awal. Aku masuk kerumah dan mendapati bahwa bibi dan pamanku tengah duduk diruang tamu sambil membaca sehelai kertas berwarna cerah.Aku mendekat dan coba meraih kertas itu.Bibi melihat gerakanku lalu menyembunyikan kertas itu dipunggungnya.Aku makin dibuat penasaran.Aku mengambil paksa kertas itu. Dan ternyata,,,,,,,ini adalah undangan pernikahan antara Muhammad Firmansyah dengan Putri Aisyah.
Betapa terpukulnya hatiku.Aku berjalan sempoyongan menuju kamarku. Bruk. Kumenyadari bahwa tubuhku telah jatuh terluntai ke lantai. Samar-samar kulihat paman dan bibi berlari mendekatiku.Dan aku tak ingat lagi apa yang terjadi.Hingga aku sadar aku telah berada di rumah sakit dengan kepala yang berbalut perban.
Hari ini adalah hari pernikahan Firman.Aku sekeluarga akan datang dan menyaksikannya. Sungguh berat rasanya melihat orang yang kusayang menikah dengan orang lain.
Firman terlihat sangat tampan.Duduk dipelaminan dengan pujaan hatinya. Aku mendekat dan menyalami mereka berdua.Cukup.Aku tak sanggup. Aku berlari meninggalkan acara itu dengan tangis yang menjadi."Ya Alloh rencana apalagi yang kau siapkan untukku?".
Hari-hari telah beralu tanpa daya. Masih segar diingatanku saat aku menyalami tangan Firman. Aku masih tak percaya dengan apa yang telah kulihat. Semuanya begitu cepat.Kini Firman telah pindah ke Padang bersama istrinya untuk meneruskan usaha mertuanya.
Sedangkan aku masih disini terdiam. Menanti. Entah seseorang yang kutunggu atau ajalku. Atau ajal yang akan menjemputku.

Komentar